Selasa, 22 Februari 2011

Bell's palsy

Definisi
Bell’s palsy adalah penyakit yang menyerang syaraf otak yg ketujuh (nervus fasialis) sehingga penderita tidak dapat mengontrol otot-otot wajah di sisi yg terkena.
Penderita yang terkena biasanya berusia 10-30 tahun, selain kelompok umur tersebut dapat saja terkena namun jarang ditemui

Tanda dan Gejala

Tanda yang sering nampak adalah wajah perot / mencong / asimetris kanan dan kiri, diikuti sudut mata yg turun, sudut mulut turun. Penderita juga tidak dapat mengedip ataupun menutup mata pada sisi yang terkena, adanya perbedaan kiri dan kanan saat tersenyum, mencucu, merengut, melebarkan rongga hidung dan mengkerutkan dahi, terasa baal/kebas pada wajah, sulit berbicara dan air menetes saat minum atau saat berkumur. Selain itu penderita mengalami gangguan dalam produksi air mata, ludah dan kehilangan rasa pada dua pertiga bagian depan lidah.
Pada gambar tampak sisi sebelah kanan penderita (sisi yang mengalami kelumpuhan) kehilangan garis kerutan dahi dan sekitar mata, serta tidak bisa mengangkat bibir dan hidung sebelah kanan saat tersenyum

Penyebab:
Sampai saat ini dapat disimpulkan penyebab Bell’s palsy adalah proses inflamasi (pembengkakan) syaraf VII (nervus fasialis). Penyebab inflamasi dari Bell’s palsy itu sendiri dapat bermacam-macam. Ada pendapat yang mengatakan bahwa angin dapat masuk ke dalam tengkorak atau foramen stilo mastoideum. Angin dingin ini membuat syaraf di sekitar wajah sembab lalu membesar. Pembengkakan syaraf nomor tujuh atau nervous fascialis ini mengakibatkan pasokan darah ke syaraf tersebut terhenti. Hal itu menyebabkan kematian sel sehingga fungsi menghantar informasi atau rangsangnya terganggu. Sebagai akibatnya, perintah otak untuk menggerakkan otot-otot wajah tidak dapat diteruskan.
Selain itu virus, terutama virus Herpes zoster diduga sebagai penyebab pembengkakan syaraf VII. Virus ini bisa kita dapat saat kita mengalami cacar air dan setelah sembuh dari cacar air tersebut ada virus yang masih tertinggal namun dalam keadaan tertidur, dan dapat teraktivasi kembali oleh beberapa faktor misalnya trauma, faktor lingkungan seperti dingin dan stress. Saat teraktivasi menyebabkan syaraf meradang dan terjadi Bell’s palsy.

Penanganan:

Apabila menemukan gejala2 di atas sebaiknya penderita segera dibawa ke dokter syaraf atau dokter terdekat. Biasanya pasien akan mengikuti program fisioterapi selama sebulan ditambah beberapa macam obat dan vitamin.
Beberapa kemungkinan obat yang diberikan dokter adalah:

1. Corticosteroid
Corticosteroid seperti prednisone biasa digunakan untuk antiinflamasi
2. Antivirus
Antivirus seperti acyclovir diberikan apabila ada dugaan penyebabnya virus

Biasa diberikan pula tetes mata yg berisi air mata buatan apabila mata terlalu kering, pelumas mata diberikan saat tidur untuk mencegah kekeringan mata akibat kelopak mata yg sukar menutup, juga diberikan kaca mata untuk menghindari masuknya kotoran ke mata karena berkurangnya reflex berkedip mata.

Fisoterapi biasanya dilakukan latihan wajah. Latihan ini dilakukan minimal 2-3 kali sehari, akan tetapi kualitas latihan lebih utama daripada kuantitasnya. Sehingga latihan wajah ini harus dilakukan sebaik mungkin. Pada fase akut dapat dimulai dengan kompres hangat dan pemijatan pada wajah, hal ini berguna mengingkatkan aliran darah pada otot-otot wajah. Kemudian latihan dilanjutkan dengan gerakan-gerakan wajah tertentu yang dapat merangsang otak untuk tetap memberi sinyal untuk menggerakan otot-otot wajah. Sebaiknya latihan ini dilakukan di depan cermin.

Gerakan yang dapat dilakukan berupa:
• Tersenyum
• Mencucukan mulut kemudian bersiul
• Mengatupkan bibir
• Mengkerutkan hidung
• Mengkerutkan dahi
• Dan gunakan telunjuk serta ibu jari untuk manarik sudut mulut secara manual
• Mengangkat alis secara manual dengan keempat jari
• Menutup mata

Secara umum penyakit ini dapat disembuhkan, kendati tergantung dari derajat kerusakan sarafnya. Pada minggu kedua perbaikan sudah mulai dirasakan dan dalam 3-6 bulan wajah dapat kembali normal. Namun jika penyakit ini dibiarkan, maka akan semakin parah terutama pada bagian mata karena akan terjadi iritasi pada mata dan otomatis penglihatan pun terganggu.
Apabila ternyata syaraf VII ini tidak dapat sembuh,, maka pilihan yg dapat diambil adalah melakukan operasi. Operasi yang dilakukan adalah smile reconstruction (rekonstruksi senyum) untuk mengembalikan senyum pada penderita dengan kelumpuhan nervus VII tersebut.

Penyakit ini tidak akan memicu penyakit lainnya. Namun, jika penderita kelumpuhan wajah mengalami kelumpuhan di daerah lain seperti tangan atau kaki, maka itu disebut stroke.

2 komentar:

  1. Seram juga ya!
    Gimana cara mencegahnya?
    Makasih

    BalasHapus
  2. saya sudah mengikuti terapi bbrapa bulan..samapai sekarang sudah ada perubahan...tp blom sembuh total...
    gmn ya agar bisa sembuh total...pdhl saya menderita ini sejak 14 desember 2010 yg lalu...

    nb:mohon saran nya...

    BalasHapus